Wednesday, August 6, 2014

Prewedd oh Prewedd

Beberapa hari ini, gue dan R sibuk nyari-nyari referensi dan fotografi yang bisa mengeksekusi ide pre-wedd kami dengan baik. Mengingat konsep ini masih sangat amat jarang ditemui khususnya di Endonesi, kami berdua berupaya supaya fotografinya minimal yang lumayan, tapi harganya nggak nyekek leher. Dan yang maha penting, skill editing fotonya harus mumpuni.

And guess what?

Tiga hari melototin gugel sampe mata pedih, ngetikin semua keyword yang kepikiran di kepala, nyambangin satu-satu website fotografi tanah air, berakhir nol besar. Sekalinya ketemu yang sreg setelah liat portofolio-nya, CP-nya nggak bisa dihubungin. Atau udah nggak operasi. Atau jauh di luar kota. Intinya nggak bisa.

Mau nangis, rasanya.

Sampe saat ini gue belom megang nama calon vendor fotografi pre-wedd kami nanti. Clueless, seada-adanya. Hanya satu harapan gue dan R yang masih tersisa, yaitu Starlite, vendor yang gue dapet dari wedding expo pertama kami.

Kalo dia nggak bisa juga... yaudah, yuk, mati aja.

Gak deeeng, kalo mati nggak jadi nikah dong neng?

Actually me and R got a plan B. Uh-oh. I hate plan B. Maunya plan A aja harus berhasil boleh nggak, Tuhan?

Then again, for the uncertainty yang kayaknya emang suka banget ngeledek gue, kami berdua nyiapin back up plan, kalo-kalo plan A-nya kelewat sulit dan nggak bisa dieksekusi oleh vendor manapun. Yastralah, nanti maternity photography-nya aja yang pake konsep poster film. (karepmu, neng.)

Plan B-nya adalah, foto pre-wedd dengan konsep UP.




Musik dan tema dari dekorasipun nantinya akan menyesuaikan dengan pre-wedd. Hope we get the best ya, teman-teman. Gue sih masih kepingin ngotot plan A.

...tapi sekarang mulai senep juga nyari referensi. *nangis*

No comments:

Post a Comment