Monday, June 15, 2015

Souvenir - Finale

Seperti yang pernah gue tulis di postingan ini, awalnya gue dan R sepakat hanya menggunakan photobooth sebagai souvenir. Tapi berhubung dengan berbagai alasan ide ini mendapat penolakan dari kedua orang tua, maka kami terpaksa mikirin opsi lain.

Pas lagi pusing, WO gue yang baik hati menganjurkan agar kami berdua jalan-jalan ke Asemka atau Mangga Dua untuk cari-cari inspirasi. Iya juga, ya. Udah gitu, toko-toko souvenir nikahan di Asemka atau Mangga Dua rata-rata banyak dan lengkap. Apa aja ada, dari mulai gelas, mangkok, gantungan kunci, sampe kipas, atau lilin aroma therapy.

Oke deh, mari kita liat-liat!

Anyway, berhubung gue dan R sangat berharap souvenir kami bermanfaat dan bisa dipake sama tamu undangan, maka kami menghindari tanda mata dengan ukiran atau print nama/gambar/foto kami berdua. Jadi souvenirnya mau polos aja, sedangkan ucapan terima kasih dan nama gue dan R cukup di kertas kecil yang diiket dengan pita di bagian kotak pembungkus.

Bermodal prinsip ini, pilihan kami berdua sempet jatuh pada sepasang alas gelas kotak (coaster) dengan print gambar bride dan groom. Harganya kalo nggak salah Rp 8.000,- per pasang. Udah gitu, ngasihnya nggak mesti sepasang. Bisa juga dibagi dua, jadi setiap tamu cuma dapet satu. Hemat deh, jatoh-jatohnya cuma Rp 4000,-. Horeee!


Sayangnya, maminya R nggak terlalu suka. Beliau bilang sepertinya kurang bermanfaat. Udah gitu, bahannya dari kaca, jadi berat dan mudah pecah. Dipikir-pikir, repot juga ya kalo hari H souvenirnya jadi kurang karena ada yang pecah. Hiks.

So, sementara, alas gelas dicoret dari list.

Pencarian souvenir berlanjut. Kali ini, di  hall pameran Mangga Dua. Ada satu souvenir yang unik banget. Tempat gantungan kunci gitu, tapi bentuknya clapper boards. Detail seperti judul, tempat dan tanggal shooting, akan diganti dengan nama pengantin, dan tempat dan tanggal pernikahan, dan sebagainya. Cubet kaaaan? Harganya juga nggak terlalu mahal, setelah ditawar, jadi Rp 5.500. Mana pas banget deh, sama tema besar pernikahan kami. Jadi walopun agak berlawanan dengan keinginan kami sebelumnya, gue tetep suka.

Yang bikin gue masih ragu adalah karena anaknya temen tante, pernah ketipu pas bikin souvenir di pameran Mangga Dua. Namanya juga pameran ya, kan berarti nggak selamanya orangnya jualan di sana. Ceritanya waktu itu, anaknya temennya tante itu tergiur sama harga murah. Akhirnya DP, 50% pula DP-nya. Eh, seminggu kemudian, vendornya nggak bisa dihubungin. Begitu disamperin ke Mangga Dua, pamerannya udah kelar. Isdet deh, mau cari ke mana coba, kalo udah begitu?

Gue bukannya mau su'udzon, tapi kan takut ya T_T

Akhirnya gue dan R memutuskan pikir-pikir dulu. Nggak langsung deal saat itu juga, karena penjualnya kekeuh DP-nya harus 50%. Nggak boleh kurang. Rapat keluarga dulu deh kalo gitu. Daripada buru-buru dan napsu abis itu gigit jari karna ketipu.

Lagi pula, sebenernya kami masih punya satu calon vendor. Masalahnya, lokasinya di Bandung. Jadi, rencana kami, survey ke sananya sekalian pas foto prewedding, yang mana waktu itu, masih lumayan lama. Sedangkan nyokap gue udah nanyain masalah souvenir terus. Terpaksa kami usaha juga nyari-nyari vendor souvenir di Jakarta. Sekalian buat cadangan, kalo-kalo nanti nggak sreg sama yang di Bandung.

Apa mau dikata, nggak banyak souvenir yang berhasil mencuri hatiku. Yang mahal bagus sih banyak, tapi nggak sampe bikin gue gremet-gremet. Curiganya sih karena (lagi-lagi) kebanyakan souvenir yang dijual di Mangga Dua dan Asemka, udah pernah gue dapet dari nikahan temen atau sodara. Berhubung gue anaknya paling males samaan, jadi yah...

Ditambah lagi, hati kecil gue masih penasaran sama si vendor Bandung. Soalnya gue sempet gugling, dan kecantol banget sama souvenirnya. Jadi gue bilang R, kita putusin nanti deh, setelah survey ke Bandung. R oke.

Akhir Mei lalu, gue, R, nyokap gue, dan nyokap R berangkat. Sehari sebelum foto, kami menyempatkan diri mampir ke workshop sang vendor Bandung. Sebelum dateng, sebenernya gue udah whatsapp-an sama aa-nya buat nanya-nanya, tapi lagi-lagi, rasanya nggak sreg kalo belum ketemuan langsung.

Kami disambut sama pemilik usahanya langsung, dan Puji Tuhan, orangnya baiiik sekali. Begitu ngeliat contoh-contoh souvenir buatannya, gue dan R langsung sreg. Rapi, dan emang sebagus di gambar, ternyata. Udah gitu, semuanya (warna, design, bentuk) bisa dicustomize sesuai keinginan. Aih, aku senaaang! Hihihi.

Harganya pun juga masih sesuai sama budget kami berdua. YES!

Poin plusnya lagi, setau gue, souvenir pilihan kami ini belum banyak dipake sebagai tanda mata pernikahan. At least sejauh ini, gue belum pernah dapet. Artinya lumayan unik dan nggak mainstream lah ya? Horeee!

Berhubung mama-mama udah setuju, akhirnya, tanpa diskusi lebih lanjut, langsunglah kami deal saat itu juga, dan janji akan ngirimin design setibanya di Jakarta.

Saat ini, kami berdua lagi deg-degan nungguin proof print souvenirnya sebelum cetak masal. Rencananya produksi akan kelar akhir Agustus 2015. Semoga nggak molor yaaa...

Souvenir - half done!

2 comments:

  1. Horeeee bisa coret satu checklist :D Jadi ga sabar pengen tau souvenirnya apaan hihihi

    ReplyDelete
  2. Oliv : Iyaah nih, horeee \o/ Hihi, nanti kalo udah jadi pasti difoto dan dishare ke sini, sabar yaa :3

    ReplyDelete